Puisi Hesti Agestina
Tugas Kajian Puisi
Teater Gema "Ronggeng"
Kaum
Urban
Hidup
penuh dengan lika-liku
Mondar
mandir di jalanan kotor
Makan
tidur pun tak menentu
Mengharap
rizki untuk kesejahteraan keluarga
Kaum
Urban
Hidup
penuh tantangan
Dirimu
bukan hanya berjuang
Tapi
kau sebagai penopang keluarga
Kaum
Urban
Pulanglah...
Tirai
Putih
Tirai Putih...
Memancarkan cahaya
Muda mudi di tirai
putih
Berlenggak lenggok
membentuk siluet
Hening...
Rasa
percaya dan tidak percaya
Tirai
putih penuh misteri
Tatapan
di kegelapan
Seketika
menjadi sinar terang
Penantian
panjang menabur harapan
Jejaka
yang di nantinya datang kembali
Hitam
Yang
terlihat hanyalah kegelapan
Suara
gemuruh tak berwujud
Tanpa
cahaya
Puluhan
orang menghiasi ruangan
Namun
hampir tak terlihat
Di
celah-celah hitam
Hanya
terlihat titik-titik cahaya
Gemerlip
cahaya menghiasi ruangan itu
Ruangan
yang di selmiuti kain hitam
Penuh
kegelapan
Hidup
Sulit
di mengerti...
Tuhan
yang memberi
Manusia
yang meminta...
Berusaha
merubah nasib
Tapi...
Ahh...
nasib tetaplah nasib
Kaya
semakin kaya
Miskin
semakin miskin
Tuhan
Apakah
ini bentuk keadilanmu?
Salahkah
aku membandingkan takdirku
Jika
akhirnya Engkaulah yang Maha Penentu
Melati
Tubuh mungil elok
Berlenggak-lenggok
nan lihai
Dalam
gerakan gemulai
Sampur di bahu putih
Mulai berpindah
di bahu kekar
Alunan gamelan
Menghiasi
syahduhnya di tengah malam sunyi itu
Dentuman
musik jawa
Seketika berubah menjadi jeritan
Entah
apa...