HESTI
AGESTINA
UNIVERSITAS
PGRI SEMARANG
ARCA
GANESA
Saat
mendengar nama arca Ganesa atau cukup dengan mendengar Ganesa, pasti sudah
banyak orang yang tahu kalau patung tersebut adalah patung dewa dari Hindia,
khususnya yang beragama Hindu-Buddha. Ganesa merupakan patung yang melambangkan
tentang perang dan pendidikan. Ganesa
adalah salah satu dewa terkenal dalam agama Hindu, dan banyak
dipuja oleh umat Hindu, yang memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan dan
kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala/bencana dan Dewa kebijaksanaan.
Dikatakan seperti itu karena pada zaman dahulu Ganesa bertarung untuk
mempertahankan pendidikan. Dalam sejarahnya, tidak ada yang berani bertarung
melawan Ganesa. Jika terjadi suatu perang, Ganesa yang akan turun di medan
perang, maka musuh akan mundur seketika karena Ganesa terkenal dengan memiliki
kekuatan yang dapat mematikan manusia.
Ganesa
adalah dewa segala rintangan, baik yang bersifat material maupun spiritual. Ia
masyhur dipuja sebagai penyingkir segala rintangan, meski ia juga memasang
rintangan pada umatnya yang perlu diberi cobaan. Ganesa memiliki banyak gelar
dan nama pujian, termasuk Ganapati dan Wigneswara. Ganesa biasanya digambarkan
dengan kepala gajah dengan perut buncit. Di museum Ranggawarsita, patungnya
memiliki empat tangan, yang menjadi ciri khas dari Ganesa. Pada tangan bagian
kanan memegang patahan gadingnya dan pada tangan bagian kiri bawah memegang
cawan yang berisi madu yang dihisap dengan belalainya. Sedangkan pada bagian
dua tangan atas Ganesa memegang kapak dan jerat yang digunakan untuk perang.
Penggambaran
empat tangan dan belalai yang menghisap madu, tak lepas dari makna-makna yang
belaku dalam kehidupan di masa lalu, bahkan masih berlaku sampai sekarang dan
masyarakat masih mempercayainya bagi agama tertentu. Dari yang pertama, tangan
pada bagian kanan bawah yang sedang memegang patahan gading sejarah bahwa pada
zaman dahulu gading Ganesa tersebut dipersembahkan untuk pendidikan. Oleh
karena itu, Ganesa mematahkan kedua gadingnya. Dan yang kedua, pada tangan
bagian kiri bawah yang sedang memegang cawan berisi madu yang dihisap oleh
belalai Ganesa, memilki sejarah bahwa cawan yang berisi madu diibaratkan
sebagai ilmu pendidikadi. Jadi Ganesa selalu menghisap dengan belalinya namun
cawan tersebut madunya tak pernah habis. Jika habis, maka Ganesa selalu
mengisinya kembali. Intinya, ilmu yang kita miliki sebaiknya selalu
dikembangkan. Seperti kata pepatah “Raihlah ilmu sampai ke negeri Cina”.
Selanjutnya yang ketiga, pada bagian dua tangan atas yang memegang kapak pada
salah satu sisi dan jerat pada salah satu sisi lainnya, pada zaman dahulu kapak
dan jerat tersebut sering digunakan untuk perang. Saat terjadi perang, maka
Ganesa yang akan menghadapi perang tersebut dengan menggunakan kapak dan jerat
yang dimilikinya. Dan para musuh biasanya akan memilih mundur dalam perang
karena takut dengan senjata yang dimiliki Ganesa. kapak dan jerat merupakan
senjata yang mematikan. Senjata tersebut dapat mematikan manusia tanpa pandang
bulu. Jika Ganesa sudah menghendaki, maka mereka yang melawan akan mati
seketika.
Penggambaran
kepala gajah tersebut diambil dari cerita sejarah. Berawal dari kisah Ganesa putra dari Parwati dan Siwa.
Ganesa memang sudah terkenal dengan putra dari Parwati dan Siwa. Namun
mitos-mitos tentang kelahirannya banyak perbedaan di setiap penjuru. Salah satu
cerita, penggambaran kepala gajah karena pada zaman dahulu, Ganesa sempat
bertarung dengan ayahnya sendiri yaitu Siwa karena kesalahpahaman yang
bersumber dari sang ibu yaitu Partiwi. Saat bertarung, Siwa mengeluarkan
Trisulanya dan memenggal kepala Ganesa. Karena Partiwi tidak menerima anaknya
mati, ia menyuruh Siwa untuk menghidupkan kembali anaknya tersebut. Akhirnya
dihidupkan kembali dengan mengganti kepala sang anak dengan kepala gajah. Dan
semenjak kejadian tersebut, Ganesa di beri gelar dengan dewa keselamatan.
Seperti
itulah asal usul adanya arca Ganesa di setiap tempat. Entah itu museum atau
tempat ibadah orang-orang Hindu. Arca Ganesa memiliki banyak keunikan dan ciri
khas dari segi bentuk. Mulai dari kepala yang berbentuk gajah yang pada umumnya
memilki belalai dan gading, namun pada patung Ganesa gadingnya telah patah.
Lalu memilki lengan sebanyak empat lengan yang memilki kegunaan yang
bertbeda-beda tiap satu lengannya. Jadi, jika seseorang hanya dengan melihat
akan tahu bahwa itu adalah patung Ganesa karena memilki ciri unik tersendiri
yang berbeda dengan patung-patung yang lain. Selain dari segi bentuk,
sejarah-sejarah tentang Ganesa, memilki banyak manfaat di kehidupan masyarakat,
salah satunya adalah di dunia pendidkan. Ganesa benar-benar berjuang demi
kesejahteraan pendidikan yaitu dengan mempersembahkan dua belalainya yang kemudian dipatahkan.
Banyak
hal positif yang kita dapat dari cerita Ganesa. Sebagai
pelajar/mahasiswa/pendidik, seharusnya mengapresiasi hal ini. Ini bisa sebagai
contoh para pendidik untuk ditularkan kepada peserta didik. Begitu juga
sebaliknya, sangat bernabfaat untuk para peserta didik sebagai patutan dari
segi pendidikan, bahwa pendidikan dalam kehidupan sangatlah perlu agar kita
bisa memilki wawasan yang luas, sehingga ilmu kita tidak pernah habis seperti
cawan yang di isi madu.
*Artikel ini dibuat ketika selesai mengikuti Seminal Pelatihan Menulis Karya Ilmiah Populer di Aula Museum Ranggawarsita Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar