Sabtu, 16 April 2016

ARTIKEL



HESTI AGESTINA
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

ARCA GANESA

            Saat mendengar nama arca Ganesa atau cukup dengan mendengar Ganesa, pasti sudah banyak orang yang tahu kalau patung tersebut adalah patung dewa dari Hindia, khususnya yang beragama Hindu-Buddha. Ganesa merupakan patung yang melambangkan tentang perang dan  pendidikan. Ganesa adalah salah satu dewa terkenal dalam agama Hindu, dan banyak dipuja oleh umat Hindu, yang memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala/bencana dan Dewa kebijaksanaan. Dikatakan seperti itu karena pada zaman dahulu Ganesa bertarung untuk mempertahankan pendidikan. Dalam sejarahnya, tidak ada yang berani bertarung melawan Ganesa. Jika terjadi suatu perang, Ganesa yang akan turun di medan perang, maka musuh akan mundur seketika karena Ganesa terkenal dengan memiliki kekuatan yang dapat mematikan manusia.
            Ganesa adalah dewa segala rintangan, baik yang bersifat material maupun spiritual. Ia masyhur dipuja sebagai penyingkir segala rintangan, meski ia juga memasang rintangan pada umatnya yang perlu diberi cobaan. Ganesa memiliki banyak gelar dan nama pujian, termasuk Ganapati dan Wigneswara. Ganesa biasanya digambarkan dengan kepala gajah dengan perut buncit. Di museum Ranggawarsita, patungnya memiliki empat tangan, yang menjadi ciri khas dari Ganesa. Pada tangan bagian kanan memegang patahan gadingnya dan pada tangan bagian kiri bawah memegang cawan yang berisi madu yang dihisap dengan belalainya. Sedangkan pada bagian dua tangan atas Ganesa memegang kapak dan jerat yang digunakan untuk perang.
            Penggambaran empat tangan dan belalai yang menghisap madu, tak lepas dari makna-makna yang belaku dalam kehidupan di masa lalu, bahkan masih berlaku sampai sekarang dan masyarakat masih mempercayainya bagi agama tertentu. Dari yang pertama, tangan pada bagian kanan bawah yang sedang memegang patahan gading sejarah bahwa pada zaman dahulu gading Ganesa tersebut dipersembahkan untuk pendidikan. Oleh karena itu, Ganesa mematahkan kedua gadingnya. Dan yang kedua, pada tangan bagian kiri bawah yang sedang memegang cawan berisi madu yang dihisap oleh belalai Ganesa, memilki sejarah bahwa cawan yang berisi madu diibaratkan sebagai ilmu pendidikadi. Jadi Ganesa selalu menghisap dengan belalinya namun cawan tersebut madunya tak pernah habis. Jika habis, maka Ganesa selalu mengisinya kembali. Intinya, ilmu yang kita miliki sebaiknya selalu dikembangkan. Seperti kata pepatah “Raihlah ilmu sampai ke negeri Cina”. Selanjutnya yang ketiga, pada bagian dua tangan atas yang memegang kapak pada salah satu sisi dan jerat pada salah satu sisi lainnya, pada zaman dahulu kapak dan jerat tersebut sering digunakan untuk perang. Saat terjadi perang, maka Ganesa yang akan menghadapi perang tersebut dengan menggunakan kapak dan jerat yang dimilikinya. Dan para musuh biasanya akan memilih mundur dalam perang karena takut dengan senjata yang dimiliki Ganesa. kapak dan jerat merupakan senjata yang mematikan. Senjata tersebut dapat mematikan manusia tanpa pandang bulu. Jika Ganesa sudah menghendaki, maka mereka yang melawan akan mati seketika.
            Penggambaran kepala gajah tersebut diambil dari cerita sejarah. Berawal dari  kisah Ganesa putra dari Parwati dan Siwa. Ganesa memang sudah terkenal dengan putra dari Parwati dan Siwa. Namun mitos-mitos tentang kelahirannya banyak perbedaan di setiap penjuru. Salah satu cerita, penggambaran kepala gajah karena pada zaman dahulu, Ganesa sempat bertarung dengan ayahnya sendiri yaitu Siwa karena kesalahpahaman yang bersumber dari sang ibu yaitu Partiwi. Saat bertarung, Siwa mengeluarkan Trisulanya dan memenggal kepala Ganesa. Karena Partiwi tidak menerima anaknya mati, ia menyuruh Siwa untuk menghidupkan kembali anaknya tersebut. Akhirnya dihidupkan kembali dengan mengganti kepala sang anak dengan kepala gajah. Dan semenjak kejadian tersebut, Ganesa di beri gelar dengan dewa keselamatan.
            Seperti itulah asal usul adanya arca Ganesa di setiap tempat. Entah itu museum atau tempat ibadah orang-orang Hindu. Arca Ganesa memiliki banyak keunikan dan ciri khas dari segi bentuk. Mulai dari kepala yang berbentuk gajah yang pada umumnya memilki belalai dan gading, namun pada patung Ganesa gadingnya telah patah. Lalu memilki lengan sebanyak empat lengan yang memilki kegunaan yang bertbeda-beda tiap satu lengannya. Jadi, jika seseorang hanya dengan melihat akan tahu bahwa itu adalah patung Ganesa karena memilki ciri unik tersendiri yang berbeda dengan patung-patung yang lain. Selain dari segi bentuk, sejarah-sejarah tentang Ganesa, memilki banyak manfaat di kehidupan masyarakat, salah satunya adalah di dunia pendidkan. Ganesa benar-benar berjuang demi kesejahteraan pendidikan yaitu dengan mempersembahkan dua  belalainya yang kemudian dipatahkan.
            Banyak hal positif yang kita dapat dari cerita Ganesa. Sebagai pelajar/mahasiswa/pendidik, seharusnya mengapresiasi hal ini. Ini bisa sebagai contoh para pendidik untuk ditularkan kepada peserta didik. Begitu juga sebaliknya, sangat bernabfaat untuk para peserta didik sebagai patutan dari segi pendidikan, bahwa pendidikan dalam kehidupan sangatlah perlu agar kita bisa memilki wawasan yang luas, sehingga ilmu kita tidak pernah habis seperti cawan yang di isi madu.

*Artikel ini dibuat ketika selesai mengikuti Seminal Pelatihan Menulis Karya Ilmiah Populer di Aula Museum Ranggawarsita Semarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar