Minggu, 24 Juli 2016

PUISI LEBARAN 2016


Kekhawatiranku
Oleh
Hesti Agestina


ALLAHUAKBAR...
ALLAHUAKBAR...
ALLAHUAKBAR...
Seketika itu,
hati mulai bergetar...
Jantung berdetak lebih kencang
dari sebelumnya...
Mulai terlintas bayangan hitam dari otakku...
Lebaran yang selama ini kami rasakan,
akankah bisa terulang
di waktu yang akan datang...
Ataukah...
 Hanya serpihan-serpihan harapan kecil
yang tersisa...
Melakukan hal-hal sewajarnya
yang dilakukan oleh umat muslim...
Mulai dari
berdekapan dengan
keluarga utuh...
Berdekapan dengan
teman-teman yang sesungguhnya...
Minal aidzin wal faidzin...
Selalu terucap lembut dari hentakan bibir mereka
demi menghapus dosa...
Senyum indah pun
mereka hadiahkan pada hari itu...
Dengan diiringi dekapan telapak tangan
ke telapak tangan yang lain
yang penuh dengan kehangatan dan ke damaian...
Merasakan nikmatnya makanan-makanan
yang tertata rapi di atas meja
di setiap rumah ke rumah...
Wah betapa nyamannya...
Mulai terlintas lagi ketakutan dalam diri...
Tak akan bisa merasakannya di masa mendatang...
Seketika itu,
aku  tersadar...
Mungkinkah aku mulai serakah?

ARTIKEL JOGER DAN KRISNA


KOSAKATA BESERTA KEISTIMEWAAN DARI JOGER DAN KRISNA
Oleh
HESTI AGESTINA
14410205
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

           Bali merupakan tempat wisata yang sering dikunjungi para turis asing. Bali sangat terkenal diseluruh Indonesia dan bahkan diseluruh dunia sebagai daerah atau tujuan wisata dengan seni dan kebudayaannya yang unik disertai dengan pemandangan alam dan laut yang indah. Selain sebagai tempat wisata, Bali juga sering digunakan sebagai tempat bekerja, misalkan: pemotretan, syuting, tempat membuka berbagai usaha, dan lain sebagainya. Banyak orang-orang yang sukses saat membangun usaha di Bali karena Bali adalah tempat untuk wisata sehingga banyak sekali para wisatawan yang ingin membeli beberapa oleh-oleh dari Bali.
            Pada saat mendengar kata Bali, pasti tidak luput dari kata Joger dan Krisna. Dua tempat tersebut merupakan pusat perbelanjaan di Bali yang sering dikunjungi para wisatawan yang berlibur di Bali. Pasalnya, Joger dan Krisna memiliki keunikan tersendiri sebagai pusat perbelanjaan di Bali karena oleh-oleh di sana terdapat berbagai kata-kata yang unik dan lucu. Terutama di Joger. Joger merupakan pusat perbelanjaan yang terunik karena Joger merupakan gudangnya kata-kata. Saat anda mulai memasuki Joger, anda pasti akan melihat berbagai kata-kata yang tercantum dalam setiap produknya. Bahkan sebelum memasuki toko Joger, ketika masih berada di halaman depan, anda pasti sudah bisa melihat berbagai kata-kata yang dipamerkan di setiap dinding yang mengelilingi bangunan Joger.
     Krisna juga merupakan tempat perbelanjaan di Bali. Namun tidak seperti di Joger yang begitu lengkap dan berkualitas barang-barangnya. Krisna juga sering dikunjungi oleh berbagai wisatawan yang berlibur di Bali. Apalagi para wisatawan yang dari rombongan anak-anak sekolah seperti study tour. Dalam kunjungan mereka pasti selalu terdapat jadwal untuk mengunjungi Krisna dan Joger. Perbelanjaan di Krisna terdir dari berbagai makan-makanan khas Bali, manik-manik, tas, sandal, kaos, dan lain sebagainya. Perbelanjaan di Krisna hampir mirip dengan di Joger. Namun di Joger lebih istimewa karena Joger hanya ada satu dan barang-barangnya tidak ada yang sama dengan di toko-toko yang lain serta keamanannya sangat ketat. Seebelum memasuki Joger, barang bawaan seperti tas harus dititipkan di tempat penitipan barang karena untuk mengantisipasi pencurian dari para pengunjung. Sedangkan di Krisna, barang bawaan boleh dibawa masuk ke dalam dan tidak ada keamanan yang ketat. Krisna pun ada berbagai macam cabang, tidak hanya ada satu. Berbeda dengan Joger yang hanya ada satu, tidak membuka cabang namun terdapat TEMAN JOGER (Tempat Penyaman Joger). Saat belanja di Joger terdapat batasan-batasan pada jumlah barang yang dibeli. Namun tidak dengan Krisna. Saat belanja di Krisna tidak terdapat batasan apapun untuk menghabiskan uang di sana, dalam arti anda bisa belanja sepuasnya tanpa dihitung jumlah barang yang anda beli dari Krisna.
          Membahas tentang kosakata di Krisna dan Joger, tentu memilki banyak pengembangan dan perbedaan. Joger lahir pada tanggal 19 Januari 1981 oleh Joseph Theodorus Wulianadi atau lebih dikenal lagi dengan sebutan Pak Joger atau Mr. Joger. Kata JOGER awalnya diambil dari dua huruf dari nama depan Mr. JOseph Theodorus dan 3 huruf dari nama depan temannya yang bernama Mr. GERhard Seeger. Kemudian terbentuklah kata JOGER. Mr. Joseph menggunakan nama temannya yang bernama Mr. GERhard Seeger karena untuk mengingat kebaikannya yang sudah menghibahkan atau menyumbangkan uangnya sebanyak US $ 20.000 sebagai hadiah pernikahan Mr. Joseph bersama istrinya yang bernama Ery Kusdarijati. Pada masa itu, Joger masih belum terkenal seperti sekarang ini. Namun dengan seiring berjalannya waktu, Joger mulai di kenal oleh banyak orang dengan T-Shirt atau kaos-kaos dan souvenir-souvenir dengan desain kata-kata yang unik. Bukan hanya di produknya, namun di Joger juga terdapat berbagai kata-kata unik yang mengelilingi bangunan Joger. Dari ujung sampai ke ujung lagi, hanya kata-kata yang menghiasi bangunan Joger. Hal tersebut yang membuat Joger berbeda dari toko-toko yang lain. Karena hal tersebut, Joger sering disebut dengan PABRIK KATA-KATA.
          Jelas sekali kata-kata di Joger memiliki berbagai pengembangan. Dari awal terbentuknya Joger, kata-katanya masih berbunyi atau mengandung kebarat-baratan. Namun ketika mulai dikenal oleh publik, karya-karya di Joger mulai dikembangkan dengan nilai-nilai moral, nilai-nilai sosial, nilai-nilai ekonomi, dan nilai-nilai spiritual. Kalimatnya mulai ditata dengan rapi walaupun terkesan aneh dan lucu. Anda pasti akan tersenyum atau bahkan tertawa saat membaca kata-kata dari produk Joger karena setiap kata-kata di Joger selalu nyeleneh dan tidak sesuai dengan KBBI karena kalimatnya yang sering berlebihan atau mubazir yang sering digunakan dalam setiap produknya. Namun karena hal itulah yang membuat kosakata di Joger terkesan lucu sehingga banyak dari pengunjung yang ingin mengoleksi berbagai oleh-oleh di Joger yang penuh dengan kosakata unik. Karena produk-produk di Joger hanya ada di Joger Bali. Tidak boleh ada toko yang mengklaim atau plagiat karya Joger karena hal itu bisa dikenakan denda. Keamanan di Joger sangat ketat sekali, bahkan jika ada pengunjung yang mengenakan baju hampir mirip dengan produk Joger namun bukan dari Joger, mereka harus mengenakan jaket sebagai gantinya supaya bisa memasuki Joger untuk belanja. Dan jika ada yang ketahuan mencuri atau bahkan tidak sengaja terambil barang di Joger, maka tersangka harus membayar dengan melipat gandakan dari barang tersebut tanpa mengambil kembali atau membawa pulang barang yang terbawa.
          Kosakata yang sering ditampilkan dalam produk Joger selalu yang terkini atau mengikuti perkembangan zaman. Kosakata yang unik sebagai berikut: 1. Kalau tidak terlalu sangat amat terpaksa sekali, janganlah menjelek-jelekkan orang, apalagi orang jelek, karena dosanya bisa dua kali lipat! Dalam kalimat tersebut, terbukti bahwa penulisan kosakata tersebut terlalu berlebihan. Bisa dilihat dari kata terlalu sangat amat terpaksa sekali. Dan jelas sekali jika membaca ini banyak orang yang tersenyum. 2. AWAS, HATI-HATI, BANYAK ORANG YANG WAJAHNYA KELIHATAN GEMBIRA PADAHAL HATINYA SEDIH, TAPI SAYA ADALAH ORANG YANG BERWAJAH SEDIH DENGAN HATI YANG GEMBIRA DAN BAHAGIA. TAPI SAAT INI SAYA SEDANG MULAI BERUSAHA KERAS UNTUK MENJADI ORANG YANG disamping BERHATI GEMBIRA JUGA BISA BERPENAMPILAN atau BERWAJAH GEMBIRA & BAHAGIA. Ini merupakan peringatan yang memang sering terjadi pada orang-orang di zaman yang sekarang ini. 3. KALAU ANDA SUKA JOGER, BERARTI ANDA WARAS, TAPI KALAU ANDA TIDAK SUKA JOGER, BERARTI ANDA LEBIH WARAS. Joger memang sering menjelek-jelekkan tiap produknya. Dalam setiap kalimat dalam produk Joger bukan membuat produknya dengan berbagai kata-kata yang bagus, namun malah menjelek-jelekkannya. Maka dari itu, tidak asing lagi jika sering mendengar kalimat JOGER JELEK. Bahkan sering ditemukan kalimat JOGER JELEK pada produk tas dan sandal yang ada di Joger. 4. Satu Nusa Satu BanGsa, Satu Bahasa & Satu Pacar Setia Sudah Cukup! Kalimat ini yang sering dipergunakan anak-anak remaja. Terbukti bahwa kosakata di Joger sangat berkembang pesat karena mengikuti perkembangan zaman 5. Dilarang Belanja Terlalu Buanyak. Tentu sudah jelas, jika di Joger memang tidak diperbolehkan untuk belanja terlalu banyak apalagi belanja terlalu buanyak. Karena setiap pembelian barang di Joger ditentukan dari banyaknya jumlah barang pembelian.
       Kosakata di atas tersebut merupakan sedikit dari contoh kosakata di Joger yang terdapat pada produk-produk Joger dan kosakata yang tercantum di tembok yang mengelilingi bangunan Joger. Dari kosakata tersebut, memang sudah jelas bahwa joger memilki ciri khas tersendiri yang membuat berbeda dari toko-toko lain karena Joger memilki sikap kreatif yang dituangkan dalam setiap produknya guna menghibur para pengunjung maupun pembeli. BELANJA TIDAK BELANJA TETAP THANK YOU.
          Hampir sama dengan Joger, Krisna juga merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang ada di Bali. Namun, Krisna tidak ada keamanan yang sangat ketat seperti di Joger. Produk-produk yang diperjualkan juga tidak seunik seperti di Joger. Krisna mulai ada pada tanggal 16 Mei 2007 oleh Gusti Ngurah Anom. Sebelumnya beliau memulai usahanya dari membuka toko baju kaos yang diberikan nama Cok Konfeksi saat memasuki tahun 1992. Usaha tersebut sangat terkenal, hingga dirinya sering dijuluki Pak Cok karena usaha Cok Konfeksinya tersebut. Dalam kurun waktu yang lama, Gusti Ngurah Anom mulai memikirkan untuk membuat sentral oleh – oleh khas Bali yang menyediakan semua pernak- pernik khas Bali. Seperti: aneka camilan, kaos anak – anak dan dewasa, batik, tas kreasi, alat musik tradisional, aksesoris pria dan wanita, bedcover, lukisan, kain pantai, laying – laying, kerajinan kayu, alas kaki hingga frame foto, termasuk beragam kaos made in Cok Konfeksi. Niatan tersebut rupanya terkabul dan jadilah Krisna Oleh-Oleh Khas Bali. Karena usaha Krisna tersebut mulai di sukai banyak orang, maka Anom mulai mengembangkan bisnisnya tersebut. Oleh karena itu, Krisna sekarang sudah memiliki berbagai cabang dan bukan hanya satu. Berbeda dengan Joger yang hanya memilki satu toko, dan ada toko yang lain namun namanya adalah Teman Joger.
         Di Krisna tidak terdapat kosakata yang ditampilkan dalam beberapa produknya. Yang sering dijumpai adalah dalam kaos-kaos dan tas di Krisna yang terdapat hanya beberapa kata. Kata-kata di Krisna tergolong sederhana dan simple. Misalkan: Bali Bali; Bali; Bintang Bali, dan sebagainya. Kata-kata di Krisna tidak sebanding dengan yang ada di Joger. Di Krisna lebih mengutamakan kesederhanaan jika dilihat dari motif produk-produknya. Di Krisna tidak mengandalkan kata-kata seperti di Joger, namun di Krisna menggunakan berberapa motif seperti lukisan-lukisan pantai, lukisan pohon, batik-batik, dan  sebagainya. Tidak seperti di Joger yang mengandalkan berbagai kata-kata yang unik. Di Krisna juga diperbolehkan berbelanja sepuasnya tanpa dibatasi jumlah barang yang akan di beli. Banyak berbagai makanan atau cemilan khas dari Bali, sehingga pengunjung bisa belanja oleh-oleh Bali di Krisna dengan sepuasnya. Krisna merupakan toko yang serba ada karena produk-produk yang diperjualkan sangat lengkap. Berbeda dengan Joger yang tidak menjual berbagai cemilan.
       Joger dan Krisna merupakan kesatuan yang menjadi salah satu dari sekian tempat perbelanjaan yang ada di Bali. Joger terkenal dengan pabriknya kata-kata yang unik dan Krisna terkenal dengan oleh-oleh khas Balinya. Joger memang berbeda dengan Krisna, begitupun sebaliknya. Namun, karena perbedaan itulah yang membuat pengunjung tertarik untuk mengunjungi Joger dan Krisna. Jadikanlah perbedaan itu menjadi sesuatu yang menguntungkan dan bermanfaat bagi sesama. Jika berlibur ke Bali, jangan lupa berkunjunglah ke Joger dan Krisna.

*)Artikel ini dibuat ketika selesai mengikuti KKL (Kuliah Kerja Lapangan) di Bali

Sabtu, 23 Juli 2016

CERPEN Cekak Banget



Kerinduan Bersama

            Hembusan angin sejuk mendinginkan tubuh. Pohon-pohon mulai berlenggak-lenggok  dengan diiringi suara kicauan burung dan kokok ayam. Terdengar bunyi srreeengg... ting ting... cuwosssssss dari rumah. Terdengar suara dari belakang. “Nak, bangun, ayo mandi lalu sarapan”.
Di meja makan.
Ibu: “Makan yang banyak ya sayang. Bagaimana sekolahnya?”
Nana: “Ya begitulah”
 Ibu: “Ibu harap kamu belajar yang sungguh-sungguh. Mau ibu antar?”
Nana: “Nggak perlu.” Langsung beranjak dari kursi dan keluar dari rumah.
Ibu hanya tersenyum  lalu membersihkan piring-piring yang ada di meja makan.
***
            Sosok gadis dari seberang jalan dengan mengenakan baju putih abu-abu mulai menghampiri rumah sederhana yang terletak tak jauh dari jalan raya. Dengan wajah lelah sambil membuka pintu rumah.  Kosong... Tak ada satupun seorang di sana. Hanya ada makanan yang selalu menyambutnya setiap ia pulang dari sekolah.
Tepat pukul 9 malam, suara wanita paruh baya mulai terdengar di rumah itu.
“Nana, apa kau sudah tidur, nak?” Tak ada jawaban.
Wanita itu menuju kamar sang anak, ia melihat anaknya sudah berbaring dengan masih menggunakan seragam sekolah. Setelah bunyi pintu yang tertutup, dalam kamar tersebut dengan seorang gadis yang masih mengenakan putih abu-abu mulai membuka matanya dan mengeluarkan air mata tanpa berkata apapun.
***
            Bunyi ting...ting... srreeenggggg... cuwwoooossssss.... mulai terdengar dari seisi ruangan.
Ibu: “Wahhh segarnya anakku sehabis mandi. Bagaimana belajarnya kemarin nak? Apa ada yang sulit? Mata pelajaran apa? Teman-temanmu ikut membantumu kan?
(.....Hening.....) tak ada jawaban.
Ibu: “Apa mereka mengganggumu? Haruskah ibu datang ke sekolah? Untuk menasihati teman-temanmu? Atau datang untuk bertemu wali kelas? Atau...”
Suara lembut mulai terdengar di sisi lain meja makan.
Nana: “ Sudah cukup. Untuk apa datang ke sekolah? Untuk apa menasihati mereka?” Nada mulai tinggi “ Untuk apa bertemu wali kelas?” diam sejenak.“ Sampai kapan ibu seperti ini? Haaa?”
(.....Hening...) suara yang sama mulai terdengar lagi “Aku pergi dulu.”
Ibu hanya terdiam.
***
            Kilauan cahaya manik-manik yang tertempel di setiap baju dan gaun-gaun mulai menghiasai ruangan itu. Meja bertumpukan bulpoin, pensil dengan berbagai warna, dan meteran, serta buku-buku yang dipenuhi dengan desain. Wanita paruh baya itu duduk di kursi dengan melihat ke arah jendela. Datang wanita paruh baya lainnya yang masuk ruangan itu.
Meri: “ Wahhh gaun ini cantik sekali” melihat sekeliling ruangan. “Semuanya terlihat cantik, tapi hanya satu ini yang menurutku berbeda. Menurutku yang satu ini dibuat benar-benar dengan hati yang tulus.”
Menoleh ke wanita paruh baya “Heyy kenapa kau diam?”
Wanita itu menoleh dan  membalikkan kursinya “Apa kau bicara denganku?”
Meri: “Tidak. Aku hanya bergumam sendiri seperti orang gila.” Menghampiri wanita itu dan ikut duduk.
Hening sejenak, lalu wanita paruh baya itu mulai membuka mulut.
“Apa kau pernah di marahi seseorang yang lebih muda darimu? Bahkan muda sekali”
“Apa maksudmu? seseorang yang lebih muda yang pernah marah denganku (sambil bertfikir) ya anakku sendiri. Sebenarnya tidak benar-benar marah, tapi seperti rasa memberontak karena aku jarang di rumah. Setiap aku mengingat itu, hatiku juga merasa sakit karena sebagai seorang ibu, aku tidak bisa selalu berada di sampingnya.”
***
            Seragam putih abu-abu mulai terlihat di ujung jalan dan mulai di buka pintu rumah, namun tak seperti biasanya. Tidak hening, tidak hanya ada ruang kosong, Namun ada wanita paruh baya yang duduk menonton tv. “Kau sudah pulang, nak. Ayo makan. Ibu sudah menyiapkan makanan untukmu. Ibu baru selesai masak tadi, jadi masih hangat. Ayo duduk.”
 “Kenapa di rumah?”
“Karena ibu ingin di rumah.”
“Pekerjaan?”
“Biar tantemu yang mengurus dulu, sekaligus belajar supaya lebih cekatan dalam mengurus butik.”
Gadis remaja itu tersenyum sambil makan.
***
            Waktu cepatlah berlalu. Gadis remaja yang hanya menghabiskan waktu di sekolah dan di rumah yang sepi, kini sudah dewasa. Ia memutuskan untuk melanjutkan pekerjaan sang ibu. Sudah tidak ada wanita paruh baya lagi dalam rumah yang sepi itu, tidak ada lagi bunyi piring yang bergelinting, tidak ada lagi bunyi srenngg dari hasil penggorengan dan tidak ada lagi bunyi cuwooosss dari kran air. Sekarang dia lah yang melakukan semua itu. “Andai saja ibu melihatku mengenakan gaun pengantin ini.” Sambil memandang gaun. Gaun itu adalah gaun yang telah di puji oleh tante Meri beberapa tahun yang lalu di butik milik ibunya. Gaun yang memiki ketulusan dan rasa cinta yang abadi. Bahkan gaun itu dibuat saat ia masih SMP. Dia sadar bahwa ibunya melakukan itu tak lain juga untuk dirinya. Terlintas dalam pikiran “Ibu, aku merindukanmu, aku mencintaimu.” Terjatuh butiran air dari kelopak mata membasahi pipi.