Minggu, 24 Juli 2016

PUISI LEBARAN 2016


Kekhawatiranku
Oleh
Hesti Agestina


ALLAHUAKBAR...
ALLAHUAKBAR...
ALLAHUAKBAR...
Seketika itu,
hati mulai bergetar...
Jantung berdetak lebih kencang
dari sebelumnya...
Mulai terlintas bayangan hitam dari otakku...
Lebaran yang selama ini kami rasakan,
akankah bisa terulang
di waktu yang akan datang...
Ataukah...
 Hanya serpihan-serpihan harapan kecil
yang tersisa...
Melakukan hal-hal sewajarnya
yang dilakukan oleh umat muslim...
Mulai dari
berdekapan dengan
keluarga utuh...
Berdekapan dengan
teman-teman yang sesungguhnya...
Minal aidzin wal faidzin...
Selalu terucap lembut dari hentakan bibir mereka
demi menghapus dosa...
Senyum indah pun
mereka hadiahkan pada hari itu...
Dengan diiringi dekapan telapak tangan
ke telapak tangan yang lain
yang penuh dengan kehangatan dan ke damaian...
Merasakan nikmatnya makanan-makanan
yang tertata rapi di atas meja
di setiap rumah ke rumah...
Wah betapa nyamannya...
Mulai terlintas lagi ketakutan dalam diri...
Tak akan bisa merasakannya di masa mendatang...
Seketika itu,
aku  tersadar...
Mungkinkah aku mulai serakah?

ARTIKEL JOGER DAN KRISNA


KOSAKATA BESERTA KEISTIMEWAAN DARI JOGER DAN KRISNA
Oleh
HESTI AGESTINA
14410205
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

           Bali merupakan tempat wisata yang sering dikunjungi para turis asing. Bali sangat terkenal diseluruh Indonesia dan bahkan diseluruh dunia sebagai daerah atau tujuan wisata dengan seni dan kebudayaannya yang unik disertai dengan pemandangan alam dan laut yang indah. Selain sebagai tempat wisata, Bali juga sering digunakan sebagai tempat bekerja, misalkan: pemotretan, syuting, tempat membuka berbagai usaha, dan lain sebagainya. Banyak orang-orang yang sukses saat membangun usaha di Bali karena Bali adalah tempat untuk wisata sehingga banyak sekali para wisatawan yang ingin membeli beberapa oleh-oleh dari Bali.
            Pada saat mendengar kata Bali, pasti tidak luput dari kata Joger dan Krisna. Dua tempat tersebut merupakan pusat perbelanjaan di Bali yang sering dikunjungi para wisatawan yang berlibur di Bali. Pasalnya, Joger dan Krisna memiliki keunikan tersendiri sebagai pusat perbelanjaan di Bali karena oleh-oleh di sana terdapat berbagai kata-kata yang unik dan lucu. Terutama di Joger. Joger merupakan pusat perbelanjaan yang terunik karena Joger merupakan gudangnya kata-kata. Saat anda mulai memasuki Joger, anda pasti akan melihat berbagai kata-kata yang tercantum dalam setiap produknya. Bahkan sebelum memasuki toko Joger, ketika masih berada di halaman depan, anda pasti sudah bisa melihat berbagai kata-kata yang dipamerkan di setiap dinding yang mengelilingi bangunan Joger.
     Krisna juga merupakan tempat perbelanjaan di Bali. Namun tidak seperti di Joger yang begitu lengkap dan berkualitas barang-barangnya. Krisna juga sering dikunjungi oleh berbagai wisatawan yang berlibur di Bali. Apalagi para wisatawan yang dari rombongan anak-anak sekolah seperti study tour. Dalam kunjungan mereka pasti selalu terdapat jadwal untuk mengunjungi Krisna dan Joger. Perbelanjaan di Krisna terdir dari berbagai makan-makanan khas Bali, manik-manik, tas, sandal, kaos, dan lain sebagainya. Perbelanjaan di Krisna hampir mirip dengan di Joger. Namun di Joger lebih istimewa karena Joger hanya ada satu dan barang-barangnya tidak ada yang sama dengan di toko-toko yang lain serta keamanannya sangat ketat. Seebelum memasuki Joger, barang bawaan seperti tas harus dititipkan di tempat penitipan barang karena untuk mengantisipasi pencurian dari para pengunjung. Sedangkan di Krisna, barang bawaan boleh dibawa masuk ke dalam dan tidak ada keamanan yang ketat. Krisna pun ada berbagai macam cabang, tidak hanya ada satu. Berbeda dengan Joger yang hanya ada satu, tidak membuka cabang namun terdapat TEMAN JOGER (Tempat Penyaman Joger). Saat belanja di Joger terdapat batasan-batasan pada jumlah barang yang dibeli. Namun tidak dengan Krisna. Saat belanja di Krisna tidak terdapat batasan apapun untuk menghabiskan uang di sana, dalam arti anda bisa belanja sepuasnya tanpa dihitung jumlah barang yang anda beli dari Krisna.
          Membahas tentang kosakata di Krisna dan Joger, tentu memilki banyak pengembangan dan perbedaan. Joger lahir pada tanggal 19 Januari 1981 oleh Joseph Theodorus Wulianadi atau lebih dikenal lagi dengan sebutan Pak Joger atau Mr. Joger. Kata JOGER awalnya diambil dari dua huruf dari nama depan Mr. JOseph Theodorus dan 3 huruf dari nama depan temannya yang bernama Mr. GERhard Seeger. Kemudian terbentuklah kata JOGER. Mr. Joseph menggunakan nama temannya yang bernama Mr. GERhard Seeger karena untuk mengingat kebaikannya yang sudah menghibahkan atau menyumbangkan uangnya sebanyak US $ 20.000 sebagai hadiah pernikahan Mr. Joseph bersama istrinya yang bernama Ery Kusdarijati. Pada masa itu, Joger masih belum terkenal seperti sekarang ini. Namun dengan seiring berjalannya waktu, Joger mulai di kenal oleh banyak orang dengan T-Shirt atau kaos-kaos dan souvenir-souvenir dengan desain kata-kata yang unik. Bukan hanya di produknya, namun di Joger juga terdapat berbagai kata-kata unik yang mengelilingi bangunan Joger. Dari ujung sampai ke ujung lagi, hanya kata-kata yang menghiasi bangunan Joger. Hal tersebut yang membuat Joger berbeda dari toko-toko yang lain. Karena hal tersebut, Joger sering disebut dengan PABRIK KATA-KATA.
          Jelas sekali kata-kata di Joger memiliki berbagai pengembangan. Dari awal terbentuknya Joger, kata-katanya masih berbunyi atau mengandung kebarat-baratan. Namun ketika mulai dikenal oleh publik, karya-karya di Joger mulai dikembangkan dengan nilai-nilai moral, nilai-nilai sosial, nilai-nilai ekonomi, dan nilai-nilai spiritual. Kalimatnya mulai ditata dengan rapi walaupun terkesan aneh dan lucu. Anda pasti akan tersenyum atau bahkan tertawa saat membaca kata-kata dari produk Joger karena setiap kata-kata di Joger selalu nyeleneh dan tidak sesuai dengan KBBI karena kalimatnya yang sering berlebihan atau mubazir yang sering digunakan dalam setiap produknya. Namun karena hal itulah yang membuat kosakata di Joger terkesan lucu sehingga banyak dari pengunjung yang ingin mengoleksi berbagai oleh-oleh di Joger yang penuh dengan kosakata unik. Karena produk-produk di Joger hanya ada di Joger Bali. Tidak boleh ada toko yang mengklaim atau plagiat karya Joger karena hal itu bisa dikenakan denda. Keamanan di Joger sangat ketat sekali, bahkan jika ada pengunjung yang mengenakan baju hampir mirip dengan produk Joger namun bukan dari Joger, mereka harus mengenakan jaket sebagai gantinya supaya bisa memasuki Joger untuk belanja. Dan jika ada yang ketahuan mencuri atau bahkan tidak sengaja terambil barang di Joger, maka tersangka harus membayar dengan melipat gandakan dari barang tersebut tanpa mengambil kembali atau membawa pulang barang yang terbawa.
          Kosakata yang sering ditampilkan dalam produk Joger selalu yang terkini atau mengikuti perkembangan zaman. Kosakata yang unik sebagai berikut: 1. Kalau tidak terlalu sangat amat terpaksa sekali, janganlah menjelek-jelekkan orang, apalagi orang jelek, karena dosanya bisa dua kali lipat! Dalam kalimat tersebut, terbukti bahwa penulisan kosakata tersebut terlalu berlebihan. Bisa dilihat dari kata terlalu sangat amat terpaksa sekali. Dan jelas sekali jika membaca ini banyak orang yang tersenyum. 2. AWAS, HATI-HATI, BANYAK ORANG YANG WAJAHNYA KELIHATAN GEMBIRA PADAHAL HATINYA SEDIH, TAPI SAYA ADALAH ORANG YANG BERWAJAH SEDIH DENGAN HATI YANG GEMBIRA DAN BAHAGIA. TAPI SAAT INI SAYA SEDANG MULAI BERUSAHA KERAS UNTUK MENJADI ORANG YANG disamping BERHATI GEMBIRA JUGA BISA BERPENAMPILAN atau BERWAJAH GEMBIRA & BAHAGIA. Ini merupakan peringatan yang memang sering terjadi pada orang-orang di zaman yang sekarang ini. 3. KALAU ANDA SUKA JOGER, BERARTI ANDA WARAS, TAPI KALAU ANDA TIDAK SUKA JOGER, BERARTI ANDA LEBIH WARAS. Joger memang sering menjelek-jelekkan tiap produknya. Dalam setiap kalimat dalam produk Joger bukan membuat produknya dengan berbagai kata-kata yang bagus, namun malah menjelek-jelekkannya. Maka dari itu, tidak asing lagi jika sering mendengar kalimat JOGER JELEK. Bahkan sering ditemukan kalimat JOGER JELEK pada produk tas dan sandal yang ada di Joger. 4. Satu Nusa Satu BanGsa, Satu Bahasa & Satu Pacar Setia Sudah Cukup! Kalimat ini yang sering dipergunakan anak-anak remaja. Terbukti bahwa kosakata di Joger sangat berkembang pesat karena mengikuti perkembangan zaman 5. Dilarang Belanja Terlalu Buanyak. Tentu sudah jelas, jika di Joger memang tidak diperbolehkan untuk belanja terlalu banyak apalagi belanja terlalu buanyak. Karena setiap pembelian barang di Joger ditentukan dari banyaknya jumlah barang pembelian.
       Kosakata di atas tersebut merupakan sedikit dari contoh kosakata di Joger yang terdapat pada produk-produk Joger dan kosakata yang tercantum di tembok yang mengelilingi bangunan Joger. Dari kosakata tersebut, memang sudah jelas bahwa joger memilki ciri khas tersendiri yang membuat berbeda dari toko-toko lain karena Joger memilki sikap kreatif yang dituangkan dalam setiap produknya guna menghibur para pengunjung maupun pembeli. BELANJA TIDAK BELANJA TETAP THANK YOU.
          Hampir sama dengan Joger, Krisna juga merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang ada di Bali. Namun, Krisna tidak ada keamanan yang sangat ketat seperti di Joger. Produk-produk yang diperjualkan juga tidak seunik seperti di Joger. Krisna mulai ada pada tanggal 16 Mei 2007 oleh Gusti Ngurah Anom. Sebelumnya beliau memulai usahanya dari membuka toko baju kaos yang diberikan nama Cok Konfeksi saat memasuki tahun 1992. Usaha tersebut sangat terkenal, hingga dirinya sering dijuluki Pak Cok karena usaha Cok Konfeksinya tersebut. Dalam kurun waktu yang lama, Gusti Ngurah Anom mulai memikirkan untuk membuat sentral oleh – oleh khas Bali yang menyediakan semua pernak- pernik khas Bali. Seperti: aneka camilan, kaos anak – anak dan dewasa, batik, tas kreasi, alat musik tradisional, aksesoris pria dan wanita, bedcover, lukisan, kain pantai, laying – laying, kerajinan kayu, alas kaki hingga frame foto, termasuk beragam kaos made in Cok Konfeksi. Niatan tersebut rupanya terkabul dan jadilah Krisna Oleh-Oleh Khas Bali. Karena usaha Krisna tersebut mulai di sukai banyak orang, maka Anom mulai mengembangkan bisnisnya tersebut. Oleh karena itu, Krisna sekarang sudah memiliki berbagai cabang dan bukan hanya satu. Berbeda dengan Joger yang hanya memilki satu toko, dan ada toko yang lain namun namanya adalah Teman Joger.
         Di Krisna tidak terdapat kosakata yang ditampilkan dalam beberapa produknya. Yang sering dijumpai adalah dalam kaos-kaos dan tas di Krisna yang terdapat hanya beberapa kata. Kata-kata di Krisna tergolong sederhana dan simple. Misalkan: Bali Bali; Bali; Bintang Bali, dan sebagainya. Kata-kata di Krisna tidak sebanding dengan yang ada di Joger. Di Krisna lebih mengutamakan kesederhanaan jika dilihat dari motif produk-produknya. Di Krisna tidak mengandalkan kata-kata seperti di Joger, namun di Krisna menggunakan berberapa motif seperti lukisan-lukisan pantai, lukisan pohon, batik-batik, dan  sebagainya. Tidak seperti di Joger yang mengandalkan berbagai kata-kata yang unik. Di Krisna juga diperbolehkan berbelanja sepuasnya tanpa dibatasi jumlah barang yang akan di beli. Banyak berbagai makanan atau cemilan khas dari Bali, sehingga pengunjung bisa belanja oleh-oleh Bali di Krisna dengan sepuasnya. Krisna merupakan toko yang serba ada karena produk-produk yang diperjualkan sangat lengkap. Berbeda dengan Joger yang tidak menjual berbagai cemilan.
       Joger dan Krisna merupakan kesatuan yang menjadi salah satu dari sekian tempat perbelanjaan yang ada di Bali. Joger terkenal dengan pabriknya kata-kata yang unik dan Krisna terkenal dengan oleh-oleh khas Balinya. Joger memang berbeda dengan Krisna, begitupun sebaliknya. Namun, karena perbedaan itulah yang membuat pengunjung tertarik untuk mengunjungi Joger dan Krisna. Jadikanlah perbedaan itu menjadi sesuatu yang menguntungkan dan bermanfaat bagi sesama. Jika berlibur ke Bali, jangan lupa berkunjunglah ke Joger dan Krisna.

*)Artikel ini dibuat ketika selesai mengikuti KKL (Kuliah Kerja Lapangan) di Bali

Sabtu, 23 Juli 2016

CERPEN Cekak Banget



Kerinduan Bersama

            Hembusan angin sejuk mendinginkan tubuh. Pohon-pohon mulai berlenggak-lenggok  dengan diiringi suara kicauan burung dan kokok ayam. Terdengar bunyi srreeengg... ting ting... cuwosssssss dari rumah. Terdengar suara dari belakang. “Nak, bangun, ayo mandi lalu sarapan”.
Di meja makan.
Ibu: “Makan yang banyak ya sayang. Bagaimana sekolahnya?”
Nana: “Ya begitulah”
 Ibu: “Ibu harap kamu belajar yang sungguh-sungguh. Mau ibu antar?”
Nana: “Nggak perlu.” Langsung beranjak dari kursi dan keluar dari rumah.
Ibu hanya tersenyum  lalu membersihkan piring-piring yang ada di meja makan.
***
            Sosok gadis dari seberang jalan dengan mengenakan baju putih abu-abu mulai menghampiri rumah sederhana yang terletak tak jauh dari jalan raya. Dengan wajah lelah sambil membuka pintu rumah.  Kosong... Tak ada satupun seorang di sana. Hanya ada makanan yang selalu menyambutnya setiap ia pulang dari sekolah.
Tepat pukul 9 malam, suara wanita paruh baya mulai terdengar di rumah itu.
“Nana, apa kau sudah tidur, nak?” Tak ada jawaban.
Wanita itu menuju kamar sang anak, ia melihat anaknya sudah berbaring dengan masih menggunakan seragam sekolah. Setelah bunyi pintu yang tertutup, dalam kamar tersebut dengan seorang gadis yang masih mengenakan putih abu-abu mulai membuka matanya dan mengeluarkan air mata tanpa berkata apapun.
***
            Bunyi ting...ting... srreeenggggg... cuwwoooossssss.... mulai terdengar dari seisi ruangan.
Ibu: “Wahhh segarnya anakku sehabis mandi. Bagaimana belajarnya kemarin nak? Apa ada yang sulit? Mata pelajaran apa? Teman-temanmu ikut membantumu kan?
(.....Hening.....) tak ada jawaban.
Ibu: “Apa mereka mengganggumu? Haruskah ibu datang ke sekolah? Untuk menasihati teman-temanmu? Atau datang untuk bertemu wali kelas? Atau...”
Suara lembut mulai terdengar di sisi lain meja makan.
Nana: “ Sudah cukup. Untuk apa datang ke sekolah? Untuk apa menasihati mereka?” Nada mulai tinggi “ Untuk apa bertemu wali kelas?” diam sejenak.“ Sampai kapan ibu seperti ini? Haaa?”
(.....Hening...) suara yang sama mulai terdengar lagi “Aku pergi dulu.”
Ibu hanya terdiam.
***
            Kilauan cahaya manik-manik yang tertempel di setiap baju dan gaun-gaun mulai menghiasai ruangan itu. Meja bertumpukan bulpoin, pensil dengan berbagai warna, dan meteran, serta buku-buku yang dipenuhi dengan desain. Wanita paruh baya itu duduk di kursi dengan melihat ke arah jendela. Datang wanita paruh baya lainnya yang masuk ruangan itu.
Meri: “ Wahhh gaun ini cantik sekali” melihat sekeliling ruangan. “Semuanya terlihat cantik, tapi hanya satu ini yang menurutku berbeda. Menurutku yang satu ini dibuat benar-benar dengan hati yang tulus.”
Menoleh ke wanita paruh baya “Heyy kenapa kau diam?”
Wanita itu menoleh dan  membalikkan kursinya “Apa kau bicara denganku?”
Meri: “Tidak. Aku hanya bergumam sendiri seperti orang gila.” Menghampiri wanita itu dan ikut duduk.
Hening sejenak, lalu wanita paruh baya itu mulai membuka mulut.
“Apa kau pernah di marahi seseorang yang lebih muda darimu? Bahkan muda sekali”
“Apa maksudmu? seseorang yang lebih muda yang pernah marah denganku (sambil bertfikir) ya anakku sendiri. Sebenarnya tidak benar-benar marah, tapi seperti rasa memberontak karena aku jarang di rumah. Setiap aku mengingat itu, hatiku juga merasa sakit karena sebagai seorang ibu, aku tidak bisa selalu berada di sampingnya.”
***
            Seragam putih abu-abu mulai terlihat di ujung jalan dan mulai di buka pintu rumah, namun tak seperti biasanya. Tidak hening, tidak hanya ada ruang kosong, Namun ada wanita paruh baya yang duduk menonton tv. “Kau sudah pulang, nak. Ayo makan. Ibu sudah menyiapkan makanan untukmu. Ibu baru selesai masak tadi, jadi masih hangat. Ayo duduk.”
 “Kenapa di rumah?”
“Karena ibu ingin di rumah.”
“Pekerjaan?”
“Biar tantemu yang mengurus dulu, sekaligus belajar supaya lebih cekatan dalam mengurus butik.”
Gadis remaja itu tersenyum sambil makan.
***
            Waktu cepatlah berlalu. Gadis remaja yang hanya menghabiskan waktu di sekolah dan di rumah yang sepi, kini sudah dewasa. Ia memutuskan untuk melanjutkan pekerjaan sang ibu. Sudah tidak ada wanita paruh baya lagi dalam rumah yang sepi itu, tidak ada lagi bunyi piring yang bergelinting, tidak ada lagi bunyi srenngg dari hasil penggorengan dan tidak ada lagi bunyi cuwooosss dari kran air. Sekarang dia lah yang melakukan semua itu. “Andai saja ibu melihatku mengenakan gaun pengantin ini.” Sambil memandang gaun. Gaun itu adalah gaun yang telah di puji oleh tante Meri beberapa tahun yang lalu di butik milik ibunya. Gaun yang memiki ketulusan dan rasa cinta yang abadi. Bahkan gaun itu dibuat saat ia masih SMP. Dia sadar bahwa ibunya melakukan itu tak lain juga untuk dirinya. Terlintas dalam pikiran “Ibu, aku merindukanmu, aku mencintaimu.” Terjatuh butiran air dari kelopak mata membasahi pipi.

Sabtu, 25 Juni 2016

ARTIKEL PENDIDIKAN


PENDIDIKAN SEMACAM NEGARAKU

Oleh

Hesti Agestina
14410205
Universitas PGRI Semarang

     Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mencapai taraf hidup  yang lebih baik. Pendidikan sudah menjadi suatu hal yang harus kita ketahui dan harus kita laksanakan. Pendidikan  merupakan hal yang wajib untuk dijalankan setiap manusia karena pemerintah menganjurkan rakyatnya untuk wajib bersekolah. Bukan hanya dijalankan, namun kita juga harus mengerti tentang makna dan manfaat pendidikan yang sesungguhnya. Namun masyarakat mulai lalai dengan tujuan pendidikan yang sebenarnya. Masyarakat hanya memenuhi kewajiban untuk mematuhi kebijakan pemerintah dengan bersekolah saja, tanpa mengerti guna pendidikan yang sebenarnya.

    Pendidikan sering dijadikan sebagai tolak ukur kualitas dan kuantitas hidup manusia. Mereka yang menyandang status pendidikan yang tinggi selalu dipandang hebat oleh masyarakat, sedangkan untuk mereka yang tidak berpendidikan sering dipandang rendah oleh masyarakat. Namun terkadang ada juga beberapa masyarakat yang menganggap bahwa pendidikan itu tidak penting. Untuk apa bersekolah sampai tinggi? Ujung-ujungnya tidak mendapat pekerjaan. Sering terjadi pertanyaan dan pernyataan semacam itu di masyarakat. Lalu bagaimana pendidikan yang sesungguhnya? Perlukah kita di pandang sebagai manusia yang berpendidikan? Ataukah hanya menyandang status pendidikan yang tinggi tanpa bekerja?

  Kita awali dengan Ujian Nasional. Ujian Nasional sering menjadi tranding topic yang diperbincangkan semua masyarakat tiap tahunnya, bahkan di berbagai media sosial di negeri ini. Siswa rela belajar dengan sangat giat demi kelancaran dalam mengerjakan Ujian Nasional. Mereka bersekolah selama 6 tahun ditingkat SD, selama 3 tahun ditingkat SMP dan selama 3 tahun ditingkat SMA dengan berbagai mata pelajaran yang telah ditempuh, namun nasib mereka ditentukan dengan adanya Ujian Nasional yang hanya dilaksanakan beberapa hari di tahap akhir setiap jenjang. Bagaimana mungkin mereka masih ingin hidup jika mengetahui dirinya tidak lulus Ujian Nasional?  Setelah melaksanakan Ujian Nasional pun, mereka harus melaksanakan ujian lagi jika ingin memasuki perguruan tinggi dan sebagainya.

  Pemerintah pun juga dengan mudahnya mengganti peraturan pendidikan yang harus dijalankan oleh setiap orang-orang yang bersangkutan. Ujian Nasional sering diubah dengan berbagai macam model. Padahal masih banyak kejadian tentang kecurangan massal, bocornya naskah soal ujian, atau tersebarnya kunci jawaban dari soal Ujian Nasional. Tidak lepas dari  kurikulum pendidikan yang juga sering diubah berdasarkan keinginan. Entah itu akan memperbaik atau bahkan memperburuk masyarakat. Dan Pada akhirnya guru dan siswa lah yang menjadi ajang percobaan.

  Pendidikan sering menjadi topik permasalahan dalam masyarakat tentang penting dan tidak pentingnya pendidikan bagi masyarakat itu sendiri. Untuk menjawab rasa bimbang itu, negara harus menyiapakan berbagai lapangan pekerjaan untuk masyarakat yang telah menyiapkan dirinya untuk siap bekerja dengan melaksanakan pendidikan sampai pada perguruan tinggi untuk mengasah berbagai kemampuan yang telah dimiliki. Namun pada kenyataannya, semakin banyak pengangguran di negara ini, sehingga menimbulkan berbagai macam kejahatan. Dan masyarakat hampir tidak mempercayai kegunaan pendidikan dalam negara ini.

   Untuk meminimalis calon-calon koruptor di Indonesia, seharusnya lebih diperkuat lagi keamanan soal Ujian Nasional agar tidak ada yang tersebar di tangan masyarakat sebelum ujian dilaksanakan. Harus ada sanksi yang tegas dari kecurangan tersebut. Dengan mengganti berbagai model Ujian Nasional namun hal semacam ini jika diabaikan tetap saja tidak ada gunanya, bahkan ini bisa memperburuk pendidikan karakter siswa.
  Bangunan-bangunan sekolah yang belum memenuhi batas kelayakan, seharusnya lebih dipikirkan lagi agar para siswa memilki rasa kenyamanan dalam belajar. Bukan hanya siswa, guru pun juga harus memiliki rasa kenyamanan juga dalam mengjar. Hal ini sering diacuhkan karena pemerintah mulai sibuk mengurusi kurikiulum yang selalu diubah setiap tahunnya.

   Jika kurikulum sering mengalami pembaharuan, maka buku pelajaran dan tingkat pelatihan para guru juga harus ditingkatkan agar memilki mutu yang lebih baik dalam melaksanakan kebijakan kurikulum yang baru. Tidak bisakah hanya memfokuskan satu kurikulum saja yang tidak selalu berubah setiap tahunnya agar guru dan siswa juga tidak merasa kebingungan dalam menyesuaikan kegiatan belajar mengajar. Selanjutnya tentang wajib belajar yang harus dilaksanakan oleh masyarakat, maka negara harus menyiapkan sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan siswa belajar tanpa menghabiskan banyak biaya sehingga semua masyarakat bisa menuntaskan pendidikan sesuai kebijakan yang berlaku.

  Dalam pendidikan, selain siswa  harus memilki bekal pengetahuan yang didapat dari berbagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, siswa juga harus diajarkan tentang pendidikan karakter. Hal ini sangat penting sekali, yaitu untuk menumbukan sikap tanggungjawab dan pembentukan karakter siswa agar tidak salah dalam mengambil keputusan. Hal ini bisa mencegah angka koruptor yang semakin meningkat di Indonesia. Pintar itu tidak harus selalu tentang pelajaran yang pernah diajarkan di sekolah. Karena siswa memiliki tingkat kemampuan yang berbeda, maka guru harus mengasah kemampuan siswa pada bidang-bidang tertentu agar berguna pada kehidupan masyarakat kelak bukan hanya terpacu pada semua mata pelajaran yang harus diajarkan.


Jumat, 24 Juni 2016

PAPER DRAMA



ULASAN DRAMA AYAHKU PULANG PADA FESTIVAL DRAMA PELAJAR NASIONAL TINGKAT SMA/SMK SEDERAJAT 2016 DI UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
Oleh
 Hesti Agestina
14410205

          Drama merupakan salah satu bentuk karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog. Drama sering kita jumpai dalam kehidupan. Misalkan drama yang dipertunjukkan di atas panggung, tv, radio, dan media sosial lainnya.
            Dalam drama yang berjudul “Ayahku Pulang” yang ditampilkan oleh Teater Spontan SMA 1 Palu, menceritakan tentang suatu keluarga kecil di malam lebaran yang sedang menanti ayahnya pulang setelah beberapa tahun pergi merantau meninggalkan rumah dan keluarganya. Nyonya Salih, Mintasih, dan Maimun menunggu kehadiran sang ayah. Kecuali Gunarto yang sama sekali tidak menginginkan ayahnya kembali. Gunarto marah kepada sang ayah karena pada saat ia masih berusia 8 tahun sudah ditinggalkan oleh sang ayah dan tidak kembali lagi sampai Gunarto sudah dewasa. Ia bahkan menganggap bahwa dirinya tidak memilki ayah dan berfikir bahwa ayahnya telah pergi dengan wanita lain. Gunarto juga menganggap bahwa sang ayah adalah musuh terbesarnya karena semenjak ditinggal oleh sang ayah, kehidupan keluarganya menjadi susah tanpa kepala keluarga. Ia bahkan sudah terbiasa menahan rasa lapar, dingin, dan penyakitan serta sudah menjadi kepala keluarga untuk melindungi ibu dan adik-adiknya tanpa seorang ayah di samping mereka.
            Berbeda dengan Maimun dan Mintasih, mereka belum pernah melihat wajah ayahnya karena pada saat sang ayah pergi, mereka masih bayi. Mereka hanya bisa mendengarkan cerita tentang ayahnya dari sang Ibu dan Gunarto. Maimun dan Mintasih tetap menantikan kehadiran ayahnya walaupun dengan cerita Gunarto yang buruk mengenahi sifat sang ayah. Maimun dan Mintasih tidak memiliki rasa benci sedikitpun karena merasa bahwa mereka tetaplah darah daging sang ayah walaupun belum pernah ditemui sebelumnya.
           Setelah mereka berdebat, pada malam itu pula, munculah sosok laki-laki dengan mengenakan peci hitam di kepalanya dan pakaian yang dibungkus sarung yang bertamu di rumah tersebut. Ternyata laki-laki itu adalah Raden Saleh yaitu ayah mereka yang selama ini telah di nanti-nantikan. Raden Saleh datang dengan pakaian seadanya karena ia sedang bangkrut dengan usahanya. Ia datang karena sudah merindukan anak-anaknya. Nyonya Salih, Maimun, dan Mintasih senang melihat sang ayah pulang. Namun tidak dengan Gunarto. Ia tidak suka ayahnya datang, ia bahkan tidak menyambut kedatangan sang ayah. Karena merasa bersalah, Raden Saleh pun meminta maaf kepada Gunarto, istri, dan juga kedua anak perempuannya karena telah meninggalkan mereka dan pada saat kembali ke rumah dengan kondisi miskin. Gunarto masih tetap tidak memaafkan sang ayah.  Dan pada saat itu pula, sang ayah ingin kembali meninggalkan rumah lagi karena sikap Gunarto yang sama sekali tidak ingin menerimanya kembali.  Namun saat ayahnya hendak meninggalkan rumah dicegah oleh Maimun. Gunarto pun marah ketika melihat Maimun mencegah sang ayah karena Gunarto merasa bahwa selama ini yang menjadi ayahnya Maimun dan Mintasih adalah dirinya, yang menjaga ibu dan adik-adiknya adalah dirinya, bukan Raden Saleh. Sedangkan ibu dan Mintasih hanya bisa duduk sambil menangis melihat sikap Gunarto seperti itu kepada ayahnya.
        Akhirnya sang ayah pun pergi karena merasa dirinya tak diharapkan lagi oleh Gunarto, anaknya. Lalu Maimun menyusul ayahnya yang pergi keluar dari rumah, sedangkan pada saat itu sedang turun hujan dan petir. Beberapa saat kemudian, Maimun datang kembali ke rumah dalam kondisi yang basah kuyup dengan membawa peci hitam dan pakaian yang dibungkus oleh kain sarung milik ayahnya. Seketika itu, ibu dan Mintasih heran karena Maimun datang tanpa sang ayah. Dari kejauhan, Gunarto pun juga terlihat gugup dan takut. Ternyata setelah keluar dari rumah untuk menyusul sang ayah, Maimun hanya menemukan pakaian ayahnya di jembatan, tanpa bertemu dengan sang ayah di sekitar jembatan. Pada saat itulah sang ayah diketahui telah bunuh diri terjun ke sungai. Setelah mendengar cerita tersebut, semuanya menangis keras, termasuk Gunarto yang menyesali perbuatannya yang tidak ingin memaafkan sang ayah. Gunarto pun tersungkur di tanah dengan memegang peci dan pakaian milik ayahnya. “Ayahku Pulang, Ayahku Pulang.” teriak Gunarto dengan isak tangis penuh penyesalan.
           Drama Ayahku Pulang memiliki banyak  makna dalam kehidupan. Cerita drama diambil dari kisah yang sering terjadi dalam kehidupan keluarga sehingga banyak penonton yang menikmati alur dari cerita tersebut. Tidak lepas dari rasa nikmat yang dimilki oleh penonton, tentunya terkait dengan tokoh dalam drama yang membuat drama tersebut menjadi bagus dan lancar. Tokoh-tokoh dalam drama Ayahku Pulang antara lain: Ayah dengan nama Raden Saleh; Istri dengan nama Nyonya Salih/Tina; Anak pertama dengan nama Gunarto; Anak kedua dengan nama Mintasih; dan anak ketiga dengan nama Maimun. Tokoh-tokoh ini sangat pintar sekali dalam memainkan peran.
          Drama yang ditampilkan oleh SMA 1 Palu, sangat cocok jika ditampilkan di sekolah-sekolah. Apalagi jika ditampilkan di jenjang SMP maupun SMA karena drama ini mengandung banyak makna dan nasihat bagi kehidupan masyarakat untuk disampaikan pada penonton. Drama ini tersusun sangat rapi, sehingga penggunaan bahasa secara keseluruhan tidak terdapat kata-kata yang terlalu kasar dalam dialog. Penampilan dari segi pakaian yang digunakan masing-masing  tokoh dalam drama tersebut juga sopan dan sesuai dengan keadaan dalam cerita drama Ayahku Pulang yaitu dengan kehidupan yang penuh dengan kesederhanaan, mereka cukup menggunakan pakaian seadanya. Dalam drama, tidak ada diskriminasi tiap adegan, sehingga tidak perlu takut jika menimbulkan dampak buruk bagi para penonton setelah menonton drama ini.
       Kelebihan drama yang berjudul “Ayahku Pulang” antara lain jalan cerita yang disampaikan dalam drama tersusun secara rapi, runtut, sehingga penonton sangat menikmati alur ceritanya. Pemain sangat menghayati tokoh yang diperankan. Karena para pemain sangat menghayati peran, sehingga para penonton ikut hanyut dalam cerita drama tersebut. Terbukti bahwa banyak penonton yang ikut menangis ketika mendengar kabar bahwa Raden Salih meninggal dunia. Setiap gerakan sangat diperhatikan dengan teliti. Misalkan pada saat adegan membuka pintu, mereka sangat memperhatikan tiap-tiap gerakannya karena pada saat itu ruangan yang digambarkan dalam adegan drama di atur tanpa menggunakan pintu. Jadi mereka hanya menggerakkan tangan dan tubuh mereka untuk menyampaikan maksud pada penonton. Tata letak antara pintu, kursi, dan meja makan sangat baik dan teratur. Artinya semua adegan yang dilakukan pemain tetap terlihat oleh penonton dan pemain juga tidak membelakangi penonton. Pemain pun lancar dalam pengucapan dialog tanpa terbata-bata maupun lupa dialog dalam naskah. Tiap adegan juga diselingi oleh musik untuk menambah suasana haru dalam ruangan itu. Drama ini cukup mengejutkan penonton. Dilihat dari adegan pada saat Raden Salih meninggalkan rumah dan diceritakan bahwa Raden Salih bunuh diri terjun dari jembatan. Adegan ini cukup mengejutkan karena sudah pasti banyak penonton yang tidak berfikir kalau Raden Salih sampai bunuh diri dengan cara yang seperti itu. Letak efek kejut selanjutnya terletak pada judul drama yaitu “Ayahku Pulang”. Ternyata yang di maksud “Ayahku Pulang” yaitu pulang ke rahmat Allah. Raden Salih yang diceritakan sebagai ayah, telah bunuh diri dan meninggal kembali ke sisi Allah. Banyak penonton yang terkejut karena penonton mengira judul tesebut berkaitan dengan adegan Raden Salih saat pulang ke rumah setelah bertahun-tahun pergi meninggalkan keluarganya dan mereka akan hidup bahagia, tanpa berfikir harus pulang dengan arti meninggal.
           Kelemahan dalam drama yang berjudul “Ayahku Pulang” antara lain tata rias atau yang sering disebut dengan make up tidak rapi. Terlihat jelas pada tata rias Maimun di bagian wajah yang tidak rapi dan tidak kontras dengan kulitnya. Pada bagian musik sebenarnya bagus saat dimunculkan ketika adegan tertentu, guna menambah penghayatan pemain dan juga penonton. Namun ada beberapa nada dalam musik tersebut yang mengganggu pendengaran penonton. Sehingga penonton sulit untuk mendengarkan beberapa pengucapan dialog pada drama tersebut.
         Drama sering menjadi tontonan sekaligus tuntunan bagi para masyarakat. Oleh sebab itu dalam menampilkan sebuah drama harus memilki manfaat yang baik bagi para penonton. Masyarakat pun juga harus bisa memilih berbagai pertunjukan yang perlu ditonton agar memilki dampak yang positif bagi diri masing-masing.